Ketidakpuasan adalah milik manusia. Selalu saja ada hal-hal yang membuat
manusia merasa kurang dalam hidupnya. Manusia selalu saja tergoda untuk
menuntut lebih banyak dan semakin banyak saja. Selalu saja merasa milik
orang lain terlihat jauh lebih bagus dari miliknya.
Dalam skala kecil ketidakpuasan bisa dijadikan alat untuk memotivasi
seseorang untuk memperjuangkan hal yang lebih baik dalam hidupnya.
Ketidakpuasan dapat dimanfaatkan sebagai pemicu untuk membuat hari esok
lebih baik dari hari ini.
Namun.., jika manusia terus menerus memikirkan
ketidakpuasan demi ketidakpuasan dalam hidupnya, dia akan menjadi
manusia yang tidak tahu terima kasih. Dia akan jatuh dalam pengingkaran
atas nikmat Allah kepada kita. Hal itu terjadi karena manusia sibuk
melihat ke atas dan lupa untuk melihat ke bawah.
Memang jika kita melihat ke atas kita akan silau akan segala hal
gemerlap yang ada di atas kita. Padahal jika kita memandang ke bawah,
kita akan trenyuh akan kondisi yang ada di bawah kita. Dengan melihat ke
bawah, kita akan merasa sangat bersyukur atas apa yang telah kita
terima selama ini.
Coba, jika kita melihat foto-foto di bawah ini, apa yang ada di hati dan pikiran kita?
Siapakah dari kita yang tak ingin menikmati hari tua dengan ketenangan?
Hari tua memang selayaknya dinikmati dalam kedamaian dan tak terlalu
dibebani dengan tuntutan duniawi. Tak seorangpun ingin melewati hari
tuanya seperti nenek pada foto di atas yang tetap bekerja keras di usia
senja demi sesuap nasi.
Siapa yang tak ingin bisa makan cukup setiap hari dengan menu yang sehat
dan bergizi? Sementara orang-orang yang terlihat pada foto di atas
harus puas makan nasi aking dengan menu seadanya. Sudah bagus mereka tak
harus makan gaplek yang berjamur tanpa lauk secuilpun.
Setiap orang tua pasti mengharapkan bisa memberikan yang terbaik buat
anak-anaknya, bagi masa depan mereka. Pasti mereka tak menginginkan
anak-anak itu tak sekolah dan harus ikut menanggung beban hidup ini
dengan ikut mencari nafkah. Anak yang terlihat dalam foto di atas pasti
tak ingin memikul beban sedemikian berat di masa kanak-kanaknya. Mereka
pasti ingin menikmati indahnya masa kanak-kanak.
Siapapun ingin tinggal di rumah yang sehat dan nyaman untuk ditempati.
Tak ada yang berharap tinggal dalam rumah seperti yang tergambar dalam
foto di atas, bukan? Rumah kecil dan sangat sederhana tapi sehat akan
jauh lebih baik daripada rumah yang berada dalam lingkungan yang kumuh
seperti itu.
Hati orang tua mana yang tega melihat anaknya merintih kesakitan? Semua
orang tua pasti ingin bisa menolong anak-anaknya yang sakit dan
membawanya berobat. Tapi bagaimana dengan orang-orang yang tak punya
dana untuk mengobati anak-anaknya? Mereka tak punya pilihan lain selain
memandang dengan iba dan putus asa anak-anaknya yang menangis kesakitan.
Semoga saja potret kemiskinan di atas tak lagi membuat kita mengeluh
dan mengeluh atas hidup yang kita jalani. Masih banyak orang lain yang
jauh tidak beruntung daripada kita di dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar